Insiden BBM Tercampur Air di SPBU Pacekulon, Mas Handy Sidak dan Ambil Langkah Solutif


 2025-06-04 |  Desa Mlandangan

Nganjuk, PING– Wakil Bupati Nganjuk, Trihandy Cahyo Saputro, atau yang akrab disapa Mas Handy, turun langsung ke lapangan menindaklanjuti keluhan warga terkait dugaan penjualan pertalite tercampur air di SPBU Desa Pacekulon, Kecamatan Pace.

Dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan pada Senin (02/06/2025) kemarin, Mas Handy memastikan bahwa permasalahan tersebut telah ditangani dengan baik. Enam kendaraan milik warga yang terdampak pun telah menerima ganti rugi dari pihak SPBU, dengan nominal yang bervariasi, bahkan ada yang mencapai puluhan juta rupiah.

“Sidak hari ini untuk mengonfirmasi hasil pengecekan sebelumnya. Saat ada laporan, langsung kami tindak lanjuti,” ujar Mas Handy.

Dari hasil pengecekan bersama pihak Pertamina, diketahui bahwa insiden ini disebabkan oleh kerusakan pada komponen Delivery Valve Pump (DVP). Yakni, bagian penting dari sistem pompa yang mengatur aliran bahan bakar. Akibat kerusakan tersebut, air hujan masuk ke tangki pendam dan mencemari bahan bakar jenis pertalite.

“Setelah dievaluasi Pertamina, sementara ini penyebabnya adalah kerusakan DVP, yang membuat air masuk saat hujan,” jelas Mas Handy.

Sebanyak kurang lebih 60 liter campuran air dan pertalite ditemukan di dalam tangki. Namun kini, campuran tersebut telah dibuang dan SPBU telah kembali beroperasi normal.

Pada kesempatan tersebut, Mas Handy memastikan seluruh jenis BBM di SPBU itu telah diperiksa, termasuk biosolar, pertamax, dan dex. Hasilnya, semuanya dinyatakan dalam kondisi baik.

Adapunkasus ini bermula dari keluhan masyarakat pada Mei 2025 lalu, yang mendapati kendaraan mereka mengalami kerusakan usai mengisi pertalite di SPBU tersebut. Total enam kendaraan, terdiri dari empat sepeda motor dan dua mobil menjadi korban dalam insiden ini.

“Ganti rugi sudah diberikan oleh pihak SPBU, jumlahnya beragam. Ada motor, ada mobil. Intinya masyarakat tidak boleh dirugikan,” tegas Mas Handy.

Lebih lanjut, Mas Handy berharap kejadian serupa tidak kembali terjadi di wilayah Nganjuk. Ia menekankan pentingnya pengawasan ketat demi menjaga kepercayaan dan keselamatan masyarakat sebagai konsumen. (Sumber : Kompas.com)