Sejarah Desa Mlandangan



Sejarah Desa

Sejarah Desa Mlandangan berasal dari cerita para sesepuh/ para tokoh desa yang dikumpulkan melalui cerita dari mulut kemulut tanpa adanya bukti yang jelas dan autentik.  Pada tahun + 1300 M setelah pertempuran Ronggolawe dari Tuban dengan Kerajaan Majapahit, datanglah pengembara dari Sentono Adipati Tuban di desa ini.  Konon pengembara itu bernama RA MINTARSIH, orangnya senang bertandang kesahabatnya, ke sanak keluarganya bahkan sering pergi ke Pamenang Kediri untuk menambah ilmu kebatinannya.  RA Mintarsih mempunyai anak bernama R SUMITRO dan mempunyai saudara bernama DURACHMAN yang beragama Islam dan mau bersembahyang, maka pada setiap acara “bersih desa” disempurnakan dengan  diadakan Tahlil bersama atau kirim do’a bersama.

 Sentono Kraton  yang ditandai dengan tanaman pohon sono,  dan karena beliau sering pergi itu dikatakan MBIYENG yang berasal dari kata NGGLIYENG ( istilah Jawa ).  Kata lain dari NGGLIYENG ialah MLANDANG dan beliau jika ada rejeki senang mengadakan madangan (makan bersama/pesta dengan minuman deresan aren), senang dengan seni tayub dengan mengundang tema-teman dari luar daerah, misalnya dari Demak, Ponorogo, Tuban dan Bojonegoro.  Istilah NGGLIYENG ( MLANDANG ) lama kelamaan disebut atau dikatakan menjadi MLANDANGAN – mara sanja basa Jawa.  Dan sampai sekarang disebut desa MLANDANGAN yang terdiri dari tiga dusun yaitu; dusun Mlandangan, dusun Beji, dan dusun Sumberayung.

Karena adanya semangat perubahan perkembangan zaman dan makin lama desa ini makin ramai, maka oleh bupati Nganjuk diberi Lurah atau ndoro setir yang masih saudara dari Bupati Nganjuk.  Adapun urutan Lurah desa Mlandangan antara lain :

 

1.  MARTO JOSEMITO

2.  KASAN MUHAMAD

3.  SOMODIHARDJO

4.  MARTO REDJO ( 1832-1946 )

5.  PONCOKROMO ( 1946-1955 )

6.  MOH. SHIDIK ( 1955-1989 )

7.  NY. ATMINI ( 1990-1998 )

8.  DJIMAN ( 1999-2007 )

9.  H. ACHMAD SUMADJI ( 2007-2013 )

10. MOH.SUNHADI ( 2013-2019 )

 

Secara geografis Desa Mlandangan terletak pada posisi 111° 5’ 0’’ - 112° 13’ 0’’ Bujur Timur dan 7° 20’ 0’’ - 7° 50’ 0’’ Lintang Selatan. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa dataran sedang yaitu sekitar 56 m di atas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS kabupaten Nganjuk tahun 2010, selama tahun 2018 curah hujan di Desa Mlandangan rata-rata mencapai 1.900 mm.

 

Batas – batas desa meliputi :

No

Uraian

Desa

1

Sebelah Utara

Batembat

2

Sebelah Barat

Jampes

3

Sebelah Selatan

Gondang

4

Sebelah Timur

Cerme

 

Jarak tempuh Desa Mlandangan ke Kec. Pace adalah 3 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 3 menit dengan kendaraan bermotor. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten Nganjuk adalah 10 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 0,5 jam.