Waspada! HIV/AIDS Mengancam Generasi Muda Nganjuk, Cegah Sebelum Terlambat


 2025-06-26 |  Desa Mlandangan

Nganjuk, PING– Ancaman HIV/AIDS masih menghantui Kabupaten Nganjuk. Meski data menunjukkan penurunan jumlah kasus dibandingkan tahun sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Nganjuk mengingatkan masyarakat agar tidak lengah.

Menurut data resmi dari Dinkes Nganjuk, hingga pertengahan tahun 2025 telah ditemukan 83 kasus baru HIV/AIDS. Jumlah tersebut memang jauh lebih rendah dibanding tahun 2024 yang mencapai 330 kasus, namun tetap mengindikasikan tren peningkatan tahunan secara grafik.

“Kalau dilihat dari tren tahunan, kasus baru HIV/AIDS terus mengalami kenaikan,” ujar Ruly Fika Bayuwati, Admin Kesehatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Nganjuk.

Fika menjelaskan, penularan HIV/AIDS paling banyak terjadi melalui hubungan seksual berisiko. Perilaku berganti-ganti pasangan tanpa perlindungan menjadi faktor utama penyebaran virus tersebut. Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui jarum suntik bekas yang tidak steril serta dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya.

“Mayoritas penderita tertular karena hubungan seksual yang tidak aman. Ini jadi tantangan serius dalam edukasi kesehatan masyarakat,” tegasnya.

Untuk menekan penyebaran, Dinkes Nganjuk terus menggalakkan berbagai upaya preventif dan edukatif. Di antaranya dengan penyuluhan kepada kelompok populasi kunci seperti waria, lelaki seks dengan lelaki (LSL), wanita pekerja seks (WPS), serta warga binaan pemasyarakatan (WBP).

Tak hanya itu, pemeriksaan juga menyasar populasi umum, seperti calon pengantin, guna mendeteksi lebih dini penyebaran HIV/AIDS di masyarakat. “Setiap tahun kami juga membuka layanan pemeriksaan gratis bagi masyarakat,” tambah Fika.

Dinkes juga menggandeng komunitas, LSM, dan relawan untuk menjaring dan mendampingi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Salah satu kegiatan yang rutin digelar adalah mobile clinic, yaitu layanan pemeriksaan keliling secara sukarela.

“Tujuannya agar ODHA tetap termotivasi untuk rutin minum obat. Jika pengobatan dilakukan secara teratur, maka risiko penularan ke orang lain bisa ditekan secara signifikan,” ungkap Fika.

Dengan deteksi dini, pengobatan rutin, dan edukasi yang masif, diharapkan masyarakat Nganjuk makin sadar akan bahaya HIV/AIDS dan turut aktif dalam pencegahannya. Pemerintah daerah menegaskan komitmennya untuk mendukung keberlangsungan hidup ODHA agar tetap sehat, produktif, dan diterima di lingkungan sosial.

Jangan Lengah! Lindungi Diri dan Orang Tercinta dari HIV/AIDS. Tes Sejak Dini, Obati dengan Rutin.