Warga Desa Mlandangan Gelar Tradisi Nyadran pada Jumat, 4 Juli 2025


 2025-07-07 |  Desa Mlandangan

Warga Desa Mlandangan menggelar tradisi Nyadran pada Jumat, 4 Juli 2025, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan upaya menjaga kelestarian budaya lokal. Tradisi ini merupakan bagian penting dari siklus tahunan masyarakat Jawa, Nyadran juga digelar mengikuti penanggalan tradisional atau waktu khusus yang telah disepakati bersama warga dan tokoh adat.

Rangkaian acara Nyadran di Desa Mlandangan dimulai dengan ziarah kubur ke makam leluhur. Warga bersama-sama membersihkan area pemakaman, mencabut rumput liar, menyapu, dan memperbaiki batu nisan. Setelah itu, dilaksanakan pembacaan doa, tahlil, yasinan, dan pembacaan surat-surat Al-Qur’an yang dipimpin oleh tokoh agama atau sesepuh desa sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi arwah para pendahulu.

Selain ritual keagamaan, warga juga mengadakan kenduri atau selamatan bersama. Makanan khas seperti nasi tumpeng, lauk-pauk, dan aneka jajanan tradisional dibagikan dalam tradisi ‘berkat’ sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur. Di beberapa wilayah, tradisi ini juga dilengkapi dengan sesaji berupa makanan dan bunga yang diletakkan di makam atau tempat khusus sebagai penghormatan kepada leluhur.

Pelaksanaan Nyadran di Desa Mlandangan tahun ini bertepatan dengan rentang waktu Nyadran nasional, yang di berbagai daerah di Jawa juga berlangsung antara awal Juni hingga awal Juli 2025. Di beberapa desa, Nyadran bahkan menjadi kalender ekonomi budaya yang turut menggerakkan perekonomian lokal melalui belanja komunal, bazar UMKM, dan pertunjukan seni budaya.

Tradisi Nyadran tidak hanya memperkuat nilai-nilai spiritual dan sosial, tetapi juga menjadi sarana mempererat tali silaturahmi antarwarga serta menanamkan nilai gotong royong dan kekeluargaan. Dengan tetap melestarikan tradisi ini, masyarakat Desa Mlandangan berupaya menjaga warisan budaya leluhur dan memperkuat jati diri desa di tengah arus modernisasi.